setengah sembilan malam, di salah satu warung kaki lima di bilangan jakarta selatan:
A: "pintunya terbuka lagi..."
B: "biarkan. aku takkan masuk, kecuali ia memanggilku.."
A: "kenapa?"
B: "karena aku sudah pernah melakukannya dan tak mau mengulanginya lagi."
A: "lalu bagaimana ia tahu kalau kau ada di depan rumahnya?"
B: "aku akan melambaikan tanganku.."
A: "kalau ia tak melihatmu, bagaimana?"
B: "ya sudah, biarkan saja. biar intuisi yang bekerja.."
dan keduanya kembali menatap kehidupan di depannya, nanar.
*untuksegalasesuatuadawaktunya*
No comments:
Post a Comment